Senin, 18 Oktober 2021

Koneksi Antarmateri Modul 3.3 Pengolahan Program yang Berdampak pada Murid

 

Kegiatan lokakarya 6 CGP Kota Bandar Lampung

                        KBM siswa kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung

Modul 3.3 ini merupakan paket modul terakhir dalam rangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini berisi tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Modul ini membahas tentang bagaimana membuat program yang berdampak pada murid  dengan tahapan alat bantu pendekatan berbasis aset, yaitu BAGJA, melakukan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning, and Reporting), melakukan manajemen resiko dirancang untuk meminimalkan resiko yang akan timbul dari program yang dibuat. Sebuah program tentunya memiliki risiko yang dapat kita antisipasi sebelum program dilakukan sehingga program tersebut dapat berjalan dengan baik.

Menurut Ki Hadjar Dewantara maksud pendidikan adalah menuntun segala kekutan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai kebahagian yang setingi-tinginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat (Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal. 1 paragraf 4) hal ini tentu berkaitan dengan materi Pengilahan Program yang berdampak pada Murid di modul 3.3 ini. Suatu program hendaknya dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan seluas-luasnya kodrat yang dimiliki masing murid sehingga mereka mencapai kebahagian  setinggi-tingginya sebagai manusia. Melalui program yang berdampak pada murid tersebut diharapkan murid dapat berperan aktif dan terlibat secara langsung dalam program yang dilakukan sekolah. Murid dapat belajar menjadi pemimpin dalam melaksanakan suatu program. 

Suatu program tentunya harus dapat memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki sekolah. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan modul 3.2 Pemimpin Pembelajar dalam Dalam Pengolahan Sumber Daya. Seorang guru penggerak hendaknya dapat memaksimalkan segala potensi dan sumberdaya yang dalam merancang suatu program yang berdampak pada murid. Hal ini sangat berkaitan dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif atau pendekatan yang dikenal dengan tahapan BAGJA.

Hal menarik lainnya adalah mengenai  Pengelolaan Program adalah strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting), berikut penjelasannya:

1. Monitoring dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation)

Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari program yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Kerrsy Hobson menawarkan dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman.

  1. mengetahui alasan mengapa monitoring dan evaluasi dibutuhkan
  2. menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman yaitu harus relevan, berguna, sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan kredibel.
  3. menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor
  4. menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi
  5. menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi
  6. mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah
  7. mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui
  8. memutuskan bagaimana informasi diperoleh
  9. menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan
  10. menganalisis dan menggunakan informasi
  11. menjelaskan data
  12. etika dan proteksi data
Pada tahapan mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah. Untuk dapat menilai kemajuan, perlu diketahui apa yang sedang diraih dan bagaimana cara meraihnya dengan kembali melihat apa yang menjadi tujuan, target, dan kegiatan yang sudah dilakukan. Beberapa konsep penting yang menjadi kunci strategi dan desain program proyek adalah.
  1. Aim (Dampak yang diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin diraih pada kehidupan orang lain atau lingkungan sekitar.
  2. Objektive (tujuan;Outcome yang diinginkan), yaitu perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan.
  3. Output, yaitu hasil cepat yang diraih dari suatu kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objektive)
  4. Activities, yaitu kegiatan program atau kegiatan proyek yang sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.
  5. Inputs, yaitu semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek, seperto manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua sumber daya sosial
  6. Strategi dan desai program untuk mencapai perubahan dapat dijelaskan dengan tahapan input-kegiatan-output-outcome-dampak (impact)


2. Pembelajaran (Learning)

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model. Keempat F adalah:

  1. Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi
  2. Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi
  3. Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
  4. Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan

Model ini dapat digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun refleksi tertulis. Model ini mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman.

3. Pelaporan atau Reporting

Menurut Himstreet, et al. (1983), laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan. Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.

Selain MELR dalam modul ini juga dibahas tentang manajemen risiko yaitu metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan.

Beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

  1. Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
  2. Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset
  3. Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen
  4. Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
  5. Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)
Pada akhirnya perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiki. Oleh karena itu setiap sekolah harus mengidentifikasi risiki dan merencanakan pengolahannya. Apabila semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir. Adapun tahapan manjeman risisko sebagai berikut. 
  1. Identifikasi jenis risiko;
  2. pengukuran risiko
  3. melakukan strategi dalam pengendalian risiko
  4. melakukan evaluasi terus menerus, maju dan berkelanjutan

Dari pembahasan di atas benang merah yang dapat ditarik dari keterkaitan antar materi adalah dalam pembuatan program diperlukan perencanaan dengan menggunakan tahapan BAGJA supaya dapat sesuai dengan tujuan dan visi sekolah. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari program tersebut maka diperlukan MELR (Monitoring, evaluation, learning and reporting). Selain itu, dalam pembuatan suatu program pasti akan menimbulkan risiko, Oleh karena itu, penting sekali sebuah lembaga pendidikan untuk melakukan analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi.

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid adalah program sekolah yang berdampak pada murid merupakan sebuah rencana/rancangan yang dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan murid dan yang menjadi sasaran utamanya adalah murid. Program ini juga berbasis pada asset yang berfokus pada kekuatan yang ada, mengarah pada masa depan, bagaimana berpikir pada kesuksesan yang diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, bagaimana mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya, bagaimana merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, dan bagaimana melaksanakan rencana aksi yang sudah direncanakan.

Program Satgas Sekolah SMA YP Unila
Program Belajar Bersama Ahlinya (BBA) SMA YP Unila Bandar Lampung

Kegiatan IHT SMA YP Unila Bandar Lampung









5 komentar: